Nama : FAUZIAH
Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam
Matkul : Kewirausahaan
Dosen pengampu : Murdiana Koto, S.Sy, C. NNLP
SEKTOR BISNIS UMKM
A. BISNIS UMKM
Bisnis dapat diartikan sebagai segala aktivitas dari berbagai institusi yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan dalam kehidupan sehari hari. Bisnis adalah pertukaran barang dan jasa, atau uang untuk saling menguntungkan.
Menurut Hugnes dan Kapoor ( 2001 ), “ Business is the organized effort of individuals to produce and sell, for a profit, the goods and services that satisfy society’s needs. The general tern business refers to all such effort within a industry.” Artinya, bisnis merupakan suatu kegiatan usaha individu yang diorganisasi untuk menghasilkan atau menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sedangkan, menurut Dun Steinhoff ( 1993 ),”Business is all activities involved in providing the good and service needed or desired by people.” Artinya, bisnis merupakan seluruh aktivitas yang mencangkup penggadaan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.
Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan bisnis merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menyediakan barang dan jasa dengan tujuan meperoleh keuntungan. Orang yang berusaha menggunakan waktunya dengan menanggung risiko dengan menjalankan bisnis disebut entrepreneur.
Untuk menjalankan bisnis, entrepreneur harus mengkombinasikan empat macam sumber, yaitu material, human,financial, dan information. Skala bisnis pada umumnya dibagi menjadi usaha mikro, kecil, menengah dan besar, sedangkan bisnis dapat dikelompokkan menjadi sector bisnis atau yang secara umum dibagi menjadi sector bisnis atau yang secara umum disebut sector ekonomi.
Sector ekonomi atau sector bisnis dikelompokkan menjadi beberapa bagian. Secara tradisional, sector ekonomi dibagi menurut aktivitas, yaitu sector primer ( kegiatan ekstraksi sumber daya alam dari lingkungan tanpa melakukan pengelolaan lebih lanjut ), sekunder ( industry industry yang menegelola produk menjadi barang jadi / setengah jadi dan industry kontruksi ), dan tersier ( industry yang menciptakan jasa ). Pada abad ke-20, sector kuarterner ( kegiatan ekonomi yang berbasis pada ilmu pengetahuan ) ditambahkan sebagai kelompok baru. Selain menurut aktivitas, sector ekonomi juga dapat dibagi menurut pelaku. Sedangkan, sector bisnis merupakan sector ekonomi yang terdiiri dari perusahaan swasta. Sector ini mengecualikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dan nirlaba. Bisnis yang dilakukan pada sector ini dibagi sesuai pembagian sector ekonomi menurut aktivitasnya. Menurut SNA ( System of National Account ) yang diterbitkan poleh United Nation, secara makro, perekonomian suatu wilayah menurut lapangan usaha terdiri dari tiga sector utama yaitu sector primer, sekunder, dan tertier. Lebih rinci lagi, ketiga sector yang masuk dalam komponen PDRB tersebut dibagi menjadi Sembilan sector, yakni :
1. Sektor Pertanian , Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
Sektor pertanian mencangkup segala pengusahaan dan pemanfaatan makhluk biologis untuk memenuhi kebutuhan hidup atau sebagai bahan baku dalam proses produksi. Sektor pertanian meliputi beberapa sub sektor yaitu tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil hasilnya, kehutanan dan perikanan.
Sub sektor tanaman bahan makanan meliputi kegiatan penanaman, pembibitan, pemeliharaan dan pemungutan hasil hasil pertanian tanaman bahan makanan. Sub sektor tanaman perkebunan meliputi kegiatan pengusahaan tanaman perkebunan. Sub sektor kehutanan dan Sub sektor perikanan meliputi segala pengusahaan perikanan yang mencangkup usaha penangkapan, pengambilan, maupun pemeliharaan segala jenis ikan dan biota air lain, baik yang diusahakan di perairan laut maupun air tawar.
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor ini meliputi usaha penggalian, pengeboran, pencucian,pengambilan dan pemanfaatan segala macam barang tambang, mineral, dan barang galian yang tersedia didalam tanah, baik yang berupa benda padat , benda cair, maupun gas.
3. Sektor Industri Pengelolaan
Sektor ini meliputi usaha kegiatan pengelolaan bahan organik ataupun anorganik menjadi produk baru yang lebih tinggi mutunya, baik melakukan dengan tangan, mesin, atau proses kimiawi.
4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
5. Sektor Kontruksi
Sektor ini meliputi usaha pembangunan / pembuatan, perluasan, pemasangan, perbaikan berat dan ringan, serta perombakan dari suatu bangunan atau konstruksi lain.
6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Sektor ini termasuk sektor tertier yang terdiri dari tiga sub sektor, yaitu : Sub sektor perdagangan ,Sub sektor hotel dan Sub sektor restoran .
7. Sektor Transportasi dan Komunikasi
Transportasi mencangkup kegiatan jasa angkutan barang dan penumpang dengan menggunakan alat angkutan, baik yang bermotor maupun tidak bermotor atas dasar suatu pembayaran, termasuk jasa angkutan yyang sifatnya menunjang dan membantu memperlancar kegiatan tersebut beserta penyediaan fasilitas fasilitasnya. Komunikasi terdiri dari kegiatan jasa komunikasi untuk umum yang dilakukan oleh PT Pos dan PT Telkom.
8. Sektor Keuangan , Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Sektor ini terdiri dari sub sektor bank yang meliputi pemberian jasa pelayanan dibidang keuangan kepada pihak lain, seperti menerima simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, memberi pinjaman, sub sektor keuangan tanpa bank yang meliputi kegiatan pelayanan asuransi, koperasi simpan pinjam, pegadaian, dana pensiun, pasar modal penukaran mata uang asing, serta sub sektor sewa bangunan yang meliputi semua jasa yang berhubungan dengan proses penggunaan rumah/ bangunan sebagai tempat tinggal oleh rumah tangga tanpa memperhatikan apakah rumah terebuat benar benar disewa atau tidak seperti rumah milik sendiri.
9. Sektor Jasa-jasa
Sub sektor jasa pemerintahan umum mencangkup penyediaan jasa pelayanan kepada masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi, misalnya mengatur negara. Sub sektor jasa swasta meliputi tiga sub sektor yaitu sub sektor sosial kemasyarakatan yang meliputi kegiatan penyelenggaraan jasa sosial dan kemasyarakatan yang diusahakan oleh swasta seperti jasa pendidikan ,kesehatan, serta kemasyarakatan lainnya.
B. SEKTOR FORMAL DAN INFORMAL
1. Ekonomi Formal
Ekonomi formal dapat diartikan sebagai usaha yang membutuhkan syarat syarat tertentu agar dapat melakukan kegiatan usaha, seperti izin usaha, jumlah modal, proposal kegiatan, dan susunan pengurus.
2. Ekonomi Informal
Penggunaan istilah ‘ sektor informal ‘ dikaitkan dengan model pembangunan ekonomi yang dikemukakan oleh W. Arthur Lewis yang digunakan untuk menggambarkan pekerjaan atau mata pencaharian dalam dunia berkembang.
Perbedaan Ekonomi Formal dan Informal | ||||||||||||||
|
C. RANTAI NILAI BISNIS UMKM
Rantai nilai ( value chain ) merupakan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi cara cara yang dapat menciptakan suatu produk yang mampu memiliki nilai bagi pelanggan atau konsumen ( Kotler dan Keller, 2008 dalam Anam,2014 ) .
Menurut Apriliyanti ( 2014 ) rantai nilai ( value chain ) merupakan suatu cara dalam memandang bisnis sebagai rantai aktivitas yang mampu mengubah input menjadi suatu produk atau output yang dapat memiliki nilai bagi pelanggan. Analisis rantai nilai ( value chain analysis ) merupakan analisis yang mencoba untuk memahami sebagaimana suatu bisnis mampu memiliki atau menciptakan nilai bagi pelanggan dengan cara memeriksa kontribusi dari setiap rantai aktivitas dalam bisnis terhadap nilai tersebut ( Apriliyanti, 2014 ).
Menurut Apriliyanti( 2014 ), aktivitas pendukung ( fungsi stau atau overhead ) merupakan aktivitas aktivitas padas suatu perusahaan yang mampu membantu perusahaan tersebut dalam menyediakan infrastruktur yang dapat membuat aktivitas aktivitas utama secara terus menerus.
1. Rantai Nilai Bisnis Sektor Perdagangan
Rantai nilai bisnis sektor perdagangan terdiri atas beberapa unsur, yaitu :
a. Produsen
b. Distributor
c. Agen
d. Retailer ( pengecer )
e. Konsumen
2. Rantai Nilai Bisnis Sektor Industri Pengelolaan
Rantai nilai bisnis industry pengelolaan dimulai dari adanya input supply yang diproses menjadi produksi bahan baku setengan jadi, lalu finishing, serta diperdagangkan dalam industry hasil yang pada akhirnya untuk industry konsumsi. Input supply berupa bahan baku, bahan pendukung, dan bahan packing yang diperoleh dari pemasok ( supplier ), baik diperoleh langsung dari pemasok maupun melalui saliuran distribusi, Kemudian masuk ke proses produksi melalui dari prodiuksi setengah jadi, barang jadi, dan pengemasan. Setelah itu mulai dipasarkan, baik secara langsung maupun melalui saluran pemasaran kepada pembeli.
3. Rantai Nilai Sektor Pertanian
Rantai nilai sector pertania meliputi tahap awal adanya modal awal, pengadaan lahan, pemebeliaan bibit, dan investasi peralatan. Setelah itu, proses bisnis akan dilanjutkan dengan proses budi daya atau penanaman dan perawatan tanaman pertanian.
4. Rantai Nilai Bsinis Sektor Perkebunan
Penyedian input
Benih
Pupuk
Obat obatan
Saprotan
Budi daya
Penyemaian
Penanaman
Perawatan
Sebagai petani: pemanenan, penjemuran
Panen, pasca panen dan pemasaran
Pemanenan
Logistic
Distribusi
5. Rantai Nilai Bisnis Sektor Peternakan
Rantai nilai bisnis peternakan dimulai dengan terpenuhinya kebutuhan modal untuk memulai bisnis peternakan, pemilihan jenis bisnis peternakan dan menyiapkan kebutuhan lahan, pembuatan kandang dan peralatan pendukungnya, pemilihan bibik ternak unggulan, pemberian pangan dan vitamin, perawatan rutin, dan pemanenan serta pemasaran hewan ternak.
6. Rantai Nilai Bisnis Ikan Laut Tangkap
Input Usaha Penangkapan Ikan Laut
Sumber daya ikan
Sumber daya manusia
Sumber daya teknologi
Sumber daya material
Sumber daya modal
Sumber daya informasi
Proses usaha penangkapan ikan laut
Pra produksi
Produksi
Pasca produksi
Pemasaran
Distribusi/transportasi
Konsumen
Output usaha penangkapan ikan laut
Produksi / hasil tangkapan
Keuntungan
Pendapatan / nelayan sejahtera
Kesempatan kerja
Peningkatan konsumsi ikan
Income daerah/ devisi negara
7. Rantai Nilai Bisnis Budi Daya Ikan Air Tawar
Rantai nilai bisnis budi daya perikanan air tawar ini memiliki keterkaitan dengan beberapa sector lainnya, antara lain :
Penyediaan lahan untuk kolam
Penyediaan peralatan pendukung
Industry pembuatan pakan ikan
Industry pembenihan ikan
Industry pengelolahan makanan dari bahan dasar ikan
Penjualan dan industry hasil melalui pasar tradisional sampai dengan pasar modern
Dapat membuat produk turunan dari bahan dasar ikan tawar
8. Rantai Nilai Bisnis Usaha Jasa
1. Investasi awal
2. Pemasaran bisnis jasa kepasar
3. Kepuasan pelanggan
4. Inovasi produk dan pelayanan pelanggan
D. INDUSTRI KREATIF , E-BUSINNES, DAN E-COMMERCE
1. Indusrti Kreatif
Menurut simatupang (2007), industry kreatif adalah industry yang mengandalkan Keterampilan,talenta, dan kreativitas yang berpotntensi dalam meningkatkan Kesejahteraan . Menurut Howkins (2001) , pengertian industri kreatif adalah Industri yang mempunyai ciri-ciri keunggulan pada sisi kreativitas dalam menghasilkan atau menciptakan berbagai desain kreatif yang melekat pada produk barang atau jasa yang di hasilkan.
Di Indonesia, industri kreatif di definisikan sebagai industri industry yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampila, serta bakat individu. Pemanfaatan untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi serta daya cipta individu tersebut.
Bekraf mempunyai visi membangun Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia dalam ekonomi kreatif pada 2030 nanti. Untuk mencapai visi tersebut, Bekraf merancang enam misi besar, yaitu :
Menyatukan seluruh aset dan potensi kreatif Indonesia untuk mencapai ekonomi kreatif yang mandiri;
a. Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri kreatif;
b. Mendorong inovasi di bidang kreatif ang memiliki nilai tambah dan daya saing di dunia internasional;
c. Membuka wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap segala aspek yang berhubungan dengan ekonomi kreaif;
d. Membangun kesadaran dan apresiasi terhadap hak dan kekayaan intelektual, termasuk perlindungan hukum terhadap hak cipta;
e. Merancang dan melaksanakan dan melaksanakan strategi yang spesifik untuk menempatkan Indonesia dalam peta ekonomi kreatif dunia.
a. Pengelompokkan Industri Kreatif
Pemerintah indonesia, dalam hal ini Bekraf, menaruh perhatian lebih terhadap sektor ini, dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi dan peluang ekonomi kreatif di indonesia.
Sub Sektor Industri Kreatif | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
b. Peranan Industri Kreatif
Industri kreatif merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitas daya kreasi dan daya cita individu. Konsep industri kreatif telah menarik perhatian para peneliti bidang ekonomi selama dua dekate terakhir.
c. Permasalahan Pengembangan Industri Kreatif
Ada lima permasalahan utama yang menjadi pokok perhatian dalam rencana pengembangan industri kreatif untuk pencapaian ,antara lain :
Kualitas dan kuantitas sumber daya insan sebagai pelaku dalam industri krearif, yang membutuhkan perbaikan dan pengembangan lembaga pendidikan dan pelatihan serta pendidikan bagi insan kreatif indonesia.
Iklim kondusif untuk memulai dan menajalankan usaha di industri kreatif, yang meliputi sistem administrasi negara ,kebijakan dan peraaturan, infrstruktur yang diharapkan dapat dibuat kondusif bagi perkembangan industri kreatif.
Penghargaan / apresiasi terhadap insan kreatif indonesia dan karya kreatifyang dihasilkan , yang terutama berperan untuk menumbuhkan rangsangan berkarya bagi insan kreatif indonesia dalam bentuk dukungan finansialmaupun non finansial.
Mempercepat tumbuhnya teknologi informasi dan komunikasi,yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, bertukar pengetahuan dan pengalaman, sekaligus akses pasar ke semuanya yang sangat penting bagi pengembangan industri kreatif.
Lembaga pembiayaan yang mendukung pelaku industri kreatif, mengingat lemahnya dukungan konvensional dan masih sulit akses bagi enterepreneur kreatif untuk mendapatkan sumber daya alternative model ventura atau dana corporate sosial responsibility ( CSR ) .
2. E-Business dan E- Commerce
Business atau elektronik bisnis ini dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses petukaran barang atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai media komunikasi dan transaksi. Sedangkan E- Commerce adalah perdagangan ( jual/beli ) melalui jaringan elektronik, dimana computer sebagai sarana yang digunakan untuk memudahkan semua operasi perusahaan.
Ada dua operasional perusahaan dalam e-commerce, yaitu :
Pihak internal ( bagian keuangan, bagian pemasaran,bagian produksi dan bagian fungsional lainnya ).
Pihak eksternal ( pelanggan, pemasok, pemerintah,konsumen dan lingkungan lainnya ).
Perbedaan E-Business dan E- Commerce
Business mencangkup area yang sangat luas, mulai dari perkembangan modal, sumber daya manusia,sumber daya teknologi, proses marketing dan pemasaran,manajemen perkantoran proses audit,dan segala macam elemen lainnya. Sedangkan E-Commerce merupakan bagian kecil dari sebuah e-business. Ibaratnya apabila dibaratkan sebagai tubuh manusia, e-business adalah seluruh tubuh manusia, sedangkan e-commerce hanyalh bagian tangan kiri atau tangan kanan manusia saja.
Keuntungan dan faktor pendorong E-Business
Menurut Charles R. Rieger dan Marry P. Donato, setidaknya ada lima keuntungan yang ditawarkan oleh e-business,yakni :
Efficiency
Effectiveness
Reach
Structure
Opportunity
Perkembangan implementasi konsep e-business sanga dipengaruhi oleh eksternal driving forve, yaitu :
a. Customer Expectation
Konsumen pada saat ini tidak cukup dipuaskan dengan baiknya kualiatas sebuah produk,tetapi konsumen juga mengharapkan adanya pelayanan pra dan pasca jual yang baik.
a. Competitive imperative
Globalisasi telah membentuk sebuah arena persaingan dunia usaha yang sangat ketat.
b. Deregulation
Secara mackro, deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun negara negara lain telah turut mewarnai bentuk dunia usaha di masa datang,terutama dengan konsep perdagangan bebas antar negara dan industry.
c. Technology
E-business adalah kemajuan teknologi informasi yang didominasi oleh percepatan teknologi computer dan telekomunikasi.
Beberapa contoh e-business saat ini yaitu koran atau media cetak yang ada berbasis online nya, jadi tidak hanya media cetaknya saja.
Permasalahan dalam E-Business
Berikut ada lima permasalahan dan tantangan yang sering dihadapi bisnis online.
· Kompetitor
Tantangan pertama dalam bisnis, apa pun jenisnya,adalah competitor.
· Perkembangan Teknologi
Teknologi akan terus berkembang dari waktu ke waktu,dan perkembangan ini bisa membawa masalah baru bagi bisnis online anda.
· Fraud
Meski saat ini system keamanan online sudah semakin canggih, penipuan dalam bisnis online masih banyak dijumpai.
· Masalah Finansial
Masalah ini biasanya muncul akibat ketidakdisiplinan pelaku bisnis online dalam melakukan pencatatan.
· Karakteristik
Dalam menjalankan bisnis online, anda akan memjumpai berbagai tipe konsumen dari berbagai tipe konsumen dari berbagai latar belakang yang berbeda, dan tidak semuanya bisa kooperatif.
Less Cash Society
Istilah less cash society makin sering digunakan sejak beberapa tahun terakhir ini,terutama ketika adopsi layanan e-money ( uang digital ) dan e-wallent ( dompet digital ) di masyarakat makin tinggi. Secara sederhana, istilah ini merujuk pada situasi dimana penggunaan uang fisik tergantikan uang digital. Hal lain yang mendorong penggunaan uang non tunai makin tinggi adalah kehadiran promosi menarik dari penyedia layanan uang dan dompet digital.
Dalam praktiknya, less cash memiliki kelebihan dibandingkan transaksi non tunai, sebagai berikut :
Waktu transaksi yang singkat, berbeda dengan menggunakan uang tunai. Semakin banyak nilai transaksi, maka akan semakin lama pula proses menghitungnya.
Praktis dan banyak pilihan alat transaksi, bisa secara card based dan electronic based.
Memiliki system keamanan yang berlapis dan ada identitas. Berbeda dengan system tunai, kalau membawa uang dalam jumlah banyak risiko pencurian dan pemalsuan.
Efisiensi biaya pengelolaan non tunai berbeda dengan system tunai yang memerlukan biaya pembuatan dan pengeloaan yang mahal.
Dengan demikian , kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan pelaku UMKM, untuk memasarkan dan mengembangkan bisnis nya melalui e-commerce, sehingga banyak tercipta inovasi produk produk jasa agar diminati para Konsumen. Konsumen dengan sendirinya akan melirik e-commerce untuk membeli barang atau jasa yang diinginkan. Kemudahan dalam system pembayaran elektronik secara card based dan electronic based akan meningkatkan efisiensi, biaya, dan waktu. Diera globalisasi yang serba instan dan praktis, pembayaran elektronik dapat menjadikan kebiasan masyarakat dan sekaligus untuk mewujudkan less cash society yang memiliki banyak sekali manfaat dibandingkan dengan transaksi tunai. Hal ini tentunya akan berdampak pada perkembangan UMKM yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diindonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar