Minggu, 18 Juni 2023

Jurus Awal Menjadi Pengusaha

 Jurus Awal Menjadi Pengusaha

    Sulitnya memutuskan untuk memulai berwirausaha hampir melanda seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat menengah kebawah. Banyak faktor penyebab seperti yang telah dikemukakan diatas yang mengakibatkan mereka belum berani memulai suatu kegiatan yang disebut wirausaha. Sebenarnya untuk memulai segala sesuatu yang masih baru, apa pun nama kegiatannya, pasti akan terasa segan dan canggung. Untuk melangkah ke suatu hal yang baru akan terasa berat dan gelap. Akan tetapi, setelah kita memasuki dunia baru tersebut, kita akan merasakan perbedaan.

    Agar langkah kita untuk berwirausaha menjadi mudah dan terang, kita perlu melakukannya dengan langkah-langkah yang mudah. Langkah-langkah ini kita artikan sebagai jurus yang akan membimbing dan mengarahkan kita sebelum memulai usaha. Beikut ini ada beberapa jurus awal yang harus segera dilakukan jika mau berwirausaha, yaitu;

1. Berani memulai;

2. Berani menanggung resiko (tidak takut rugi);

3. Penuh perhitungan;

4. Memiliki rencana yang jelas;

5. Tidak cepat puas dan putus asa;

6. Optimistis dan penuh keyakinan;

7. Memiliki tanggung jawab;

8. Memiliki etika dan moral;

9. Dan lainnya.

    Berani memulai artinya seseorang harus segera memulai, paling tidak berpikir untuk berusaha; memulai usaha dari hal-hal yang paling kecil sesuai dengan kemampuan si calon pengusaha. Untuk memulai pertama kali suatu usaha memang terasa sangat berat. Banyak kendala yang dihadapi, seperti dari mana mulainya usaha tersebut dan apa yang perlu dipersiapkan. Hal yang terpenting adalah memulai terlebih dahulu, barulah kita mengetahui kekurangan dan hal-hal yang perlu dipersiapkan lanjut. Terkadang niat dan motivasi yang kuat untuk berusaha tidak akan pernah terealisasi tanpa berani mulai saat ini juga. Banyak orang mengatakan bahwa membuka usaha itu gampang, tetapi memulainya sangat sulit. Penyakit seperti ini yang harus kita kikis habis.

    Langkah selanjutnya, seorang calon pengusaha dituntut untuk berani menanggung segala resiko, baik resiko kerugian, bangkrut atau risiko lainnya. Penyakit takut rugi atau bangkrut, ini juga menjadi momok bagi calon wirausahawan baru. Perlu diingat bahwa dalam usaha (bisnis) hanya ada dua pilihan, yakni untung atau rugi. Artinya, bisnis yang akan dijalankan pasti memiliki resiko rugi dan untung. Seorang calon pengusaha harus berani mengambil resiko sebesar dan seberat apa pun. Hal yang perlu diingat adalah menjalankan segala sesuatu dengan perhitungan matang dan selalu memiliki sikap optimis bahwa semua masalah dapat diatasi. Perlu dicamkan pula bahwa semakin besar resiko yang dihadapi, semakin besar peluang untuk maju dan meraup keuntungan. Ada istilah ekstrem, bahwa jika kita ingin berwirausaha, kita harus siap rugi terlebih dahulu sehingga kita bersungguh-sungguh dalam menjalankan usaha nantinya.

    Agar peluang memperoleh keuntungan tidak hilang dan segala kendala resiko yang bakal dihadapi dapat diatasi atau diminimalkan, sebelum melakukan bisnisnya seorang calon pengusaha perlu memperhitungkannya. Kalkulasi dalam prediksi apa yang akan terjadi sangat penting dan nperlu dibuat diatas kertas kerja. Kalaupun terjadi resiko yang harus ditanggungnya nantinya, itu pun tidak terlalu meleset dari perhitungan. Untuk itu, seorang calon pengusaha di minta untuk memiliki naluri dan daya pikir yang hebat.

    Perhitungan yang dibuat sebaiknya dituangkan dalam suatu rencana yang lengkap. Rencana dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha harus dibuat selengkap mungkin. Rencana yang akan dijalankan ini memuat apa saja yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan akan dilakukan, berapa biaya yang dikeluarkan, dan siapa yang akan melaksanakannya. Kemudian, rencana yang sudah dibuat akan dijadikan sebagai pedoman dalam melangkah kedepan. Tanpa rencana yang matang dan lengkap sulit untuk mencapai suatu tujuan yang akan dicapai.

    Seorang calon pengusaha tidak akan pernah cepat puas atas hasil yang dicapai. Bahkan seorang calon yang hebat selalu haus akan kemajuan dan selalu merasa kurang. Sikap untuk tidak cepat putus asa ini akan memotivasi pengusaha untuk terus maju. Kemudian, pengusaha juga diharuskan untuk tidak cepat putus asa atas segala kegagalan yang dialaminya. Kegagalan merupakan sukses yang tertunda. Selidiki dengan teliti penyebab kegagalan tersebut dan segera perbaiki sehingga kegagalan tersebut tidak akan pernah terulang lagi. Dengan demikian, pengusaha selalu berusaha bertindak untuk lebih baik dari sebelumnya. Pengusaha juga harus mampu menciptakan dan atau mencari peluang baru yang lebih memberikan harapan.

     Sifat optimis dan penuh keyakinan bahwa usaha yang sedang dijalankan akan memberikan hasil selalu ditanamkan kepada setiap calon pengusaha. Seseorang yang tidak memiliki sikap optimis akan sulit untuk menembus setiap halangan atau rintangan yang akan dihadapinya. Optimistis dan penuh keyakinan akan berhasil merupakan bayangan yang akan terus mengikuti perasaan bahwa kita harus berhasil dalam menjalankan perusahaan. Jangan pernah ada rasa keraguan yang dapat menghentikan usaha yang akan dijalankan. Namun, optimis dan penuh keyakinan tentunya harua penuh perhitungan yang matang.

    Pengusaha juga diharuskan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap usaha yang sedang dijalankan, yaitu tanggung jawab kepada diri sendiri, kepada masyarakat, ataupun kepada pihak-pihak luar perusahaan. Misalnya, dalam hal komitmen (pinjaman atau janji tertentu) untuk mengembalikan sesuatu yang wajib dilakukan. Tanggung jawab sosial kepada masyarakat juga tidak boleh dilupakan karena tanpa masyarakat usaha kita tidak akan pernah maju. Disamping itu, calon pengusaha juga harus memiliki tanggung jawab terhadap seluruh aktivitas perusahaan, termasuk tanggung jawab terhadap pegawainya, baik dalam hal memberikan kesejahteraan maupun keamanan mereka dalam bekerja.

    Terakhir, seorang calon pengusaha harus memiliki etika dan moral dalam menjalankan usahanya. Hal ini perlu dijunjung tinggi mengingat etika dan moral berbisnis merupakan dasar untuk melakukan suatu bisnis yang baik. Pengusaha harus mampu menghargai karyawan, masyarakat, pelanggan, atau pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan sesuai dengan etika yang berlaku. Seorangcalon pengusaha paling tabu untuk melakukan kegiatan yang melanggar hukum, baik hukuim masyarakat maupun terhadap hukum negara. Sebaliknya, pengusaha yang baik adalah pengusaha yang taat akan peraturan dan taat hukum.

Tidak ada komentar:

TEKNIK PENGEMBANGAN UMKM

TUGAS KHAIRI PROPOSAL USAHA " BOLU KEMOJO FAUZIAH "

  Tugas Terstruktur Dosen Pengampu Kewirausahaan Murdiana Koto, S.Sy   PROPOSAL USAHA BOLU KEMOJO TRADISIONAL     DISUSUN OLEH :   KHAIRI (N...